Ritual Pernikahan Adat Jawa
Berikut ini tahapan tata cara prosesi pernikahan adat jawa yang umum dilakukan oleh masyarakat jawa tengah dan sekitarnya
Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan pertama
hingga acara melamar.
a. Congkog
Seorang perwakilan diutus untuk menanyakan dan mencari
informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar.
Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon mempelai wanita, apakah
masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat.
b. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar
yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama atau orang
lain.
c. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon
mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria
berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling “dipertontonkan”. Dalam acara ini orang tua bisa melihat kepribadian, fisik,
raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantunya.
d. Nglamar
Utusan dari orang tua calon mempelai pria datang melamar
pada hari yang sudah disepakati. Biasanya sekaligus menentukan waktu hari
pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian upacara pernikahan.
Tahap 2 (Prosesi Kesaksian)
Setelah melalui prosesi pembicaraan, selanjutnya
dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti
kerabat, tetangga atau sesepuh.
a. Srah-srahan
Penyerahan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan
penyelenggaraan acara sampai acara selesai dengan barang-barang yang
masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam diluar dari materinya sendiri,
yakni berupa cincin, seperangkat pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional,
daun sirih , buah-buahan dan uang.
- Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin. - Asok
Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga mempelai wanita. - Paseksen
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan). - Gethok
Dina
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua keluarga pengantin saja.
Tahap 3 (Prosesi Siaga)
Pembentukan panitia dan pelaksana kegiatan yang melibatkan
para sesepuh atau sanak saudara.
a. Sedhahan
Mencakup pembuatan sampai pembagian surat undangan
pernikahan.
b. Kumbakarnan
Pertemuan untuk membentuk panitia pesta pernikahan dengan
mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga dan kenalan. Termasuk membicarakan
rincian program kerja untuk panitia dan para
pelaksananya.
c. Jenggolan atau Jonggolan
Calon pengantin melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakanatau tandhan,
yang mempunyai arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan
sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan
pernikahan.
Tahap 4 (Prosesi Upacara)
Biasanya sehari sebelum acara pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orang tua wanita dihias dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), terdiri dari pohon pisang, buah pisang, buah kelapa, tebu dan daun beringin yang mempunyai makna agar pasangan mempelai hidup baik dan bahagia dimana saja.
Pasangan mempelai saling cinta satu sama lain dan akan
merawat keluarga mereka. Dekorasi pernikahan lainnya yang disiapkan adalah
kembang mayang, yakni suatu karangan bunga yang terdiri dari sebatang pohon
pisang dan daun pohon kelapa.
a. Pasang Tratag dan Tarub
Tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu kepada
masyarakat. Tarubberarti hiasan dari janur kuning atau daun kelapa
muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi tratagdan
ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi acara agar terlihat meriah.
Jika ingin dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba
rambe selamatan dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi
golong, apem dan kolak ketan.
b. Kembar Mayang
Sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru,
sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti
atau asasana wiwarayang dipakai dalam acara panebusing kembar
mayangdan upacara adat panggih.
Jika acara telah selesai, kembar mayang akan
dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut agar kedua pengantin selalu ingat
asal muasalnya.
c. Pasang Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan sebagai lambang isi
alam semesta dan mempunyai arti tersendiri dalam budaya jawa dipasang di pintu
masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan.
d. Siraman
Upacara Siraman mengandung makna memandikan calon mempelai
yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir
dan batin.
Urutan tahapannya yaitu calon pengantin memohon doa restu
kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka (calon pengantin pria dan wanita)
duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh, orang tua dan
orang lain yang telah ditunjuk.
Terakhir, calon pengantin disiram air kendi oleh ibu
bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun ora mecah kendi nanging mecah pamore
anakku wadon” dan kendi kosongnya dipecahkan ke lantai.
e. Adol Dhawet (Jual dawet)
Setelah acara siraman, dilaksanakan acara jual dawet.
Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah calon
mempelai wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan
pecahan genting sebagai uang.
f. Paes
Upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar
dahi agar tampak bersih dan wajah calon pengantin bercahaya, lalu merias
wajahnya. Paes sendiri melambangkan harapan kedudukan yang luhur diapit lambing
ibu bapak dan keturunan.
g. Midodareni
Upacara adat Midodaren berarti menjadikan sang mempelai
wanita secantik Dewi Widodari. Orang tua mempelai wanita akan memberinya makan
untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab sang
suami.
h. Selametan
Berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan menyongsong
pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah.
i. Nyantri atau Nyatrik
Upacara penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya
calon mempelai pria berserta pengiringnya. Dalam prosesi acara pernikahan ini calon mempelai pria mohon
diijabkan, atau jika acara ijab diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan
sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di tempat penganttn
pria.
Jika ada kakak wanita yang dilangkahi, acara penting lainnya
yakni pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan kemampuan pengantin
dalam Plangkahan.
Tahap 5 (Prosesi Puncak dari Rangkaian Upacara dan
Merupakan Inti Resepsi)
a. Upacara Ijab Qobul
Sebagai prosesi pertama pada puncak resepsi ini adalah
pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan pihak penghulu dari KUA. Setelah acara
ini berjalan dengan lancar dan sah, maka kedua pengantin telah resmi menjadi
sepasang suami istri.
b. Upacara Panggih
Setelah upacara ijab qobul selesai, selanjutnya dilanjutkan
dengan upacara panggih yang meliputi:
- Liron kembar mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
- Gantal atau lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan tersebut.
- Ngidak endhog atau mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin telah pecah pamornya.
- Minum air degan (air buah kelapa) yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani dan dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga mereka bisa berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.
- Masuk ke pasangan mempunyai arti pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.
- Sindur yakni menyampirkan kain (sindur) ke pundak mempelai dan menuntun mempelai pengantin ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi segala tantangan hidup.
- Setelah upacara panggih, kedua pengantin diantar duduk di sasana riengga. Setelah itu, acara pun dilanjutkan.
- Timbangan atau kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing mempelai.
- Kacar-kucur dilaksanakan dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga.
- Dulangan atau kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih pasangan pria dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yakni tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) disimbolkan dengan sembilan tumpeng.
c. Upacara Babak Kawah
Upacara ini khusus untuk keluarga yang baru pertama kali
hajatan mantu putri sulung. Ditandai dengan membagi harta benda seperti uang
receh, umbi-umbian, beras kuning dan lainnya.
d. Tumplek Punjen
Numplak artinya menumpahkan, punjen artinya
berbeda beban di atas bahu. Makna dari Tumplek Punjen yakni telah lepas semua
darma orang tua kepada anak. Tata cara ini dilakukan bagi orang yang tidak akan
bermenantu lagi atau semua anaknya telah menikah.
e. Sungkeman
Sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta memohon doa
restu.
f. Kirab
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat pengantin
berdua meninggalkan tempat duduknya untuk berganti pakaian.
Daftar pustaka : https://cara.pro/pernikahan-adat-jawa/
Hi brides & grooms to be, lagi cari gedung utk acara pernikahan di Kota Bandung? Gedung HIS Balai Sartika Convention Hall bisa jadi pilihan kamu loh karena sekarang udh full carpet & lampu chandelier. Selain itu HIS Balai Sartika Convention Hall juga menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan pilihan vendornya ada banyak banget, bisa pilih sesuai keinginan kamu. Ohya, sekarang lagi ada promo menarik juga loh yaitu CASHBACK dan HONEYMOON PACKAGE! Untuk informasi lengkapnya, hubungin aja Tresna (+6281312214233), FREE KONSULTASI!!
ReplyDelete